Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Ibu, Mengapa Ibu Menangis?

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. “Ibu, mengapa Ibu menangis?”. Ibunya menjawab, “Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak”. “Aku tak mengerti” kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat.

“Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti….”

sumber gambar : http://kresyagina.files.wordpress.com/


Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. “Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?” Sang ayah menjawab, “Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan”. Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya. Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan. “Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?”

Dalam mimpinya, Tuhan menjawab, “Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa. Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya.

Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?

Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan”.

Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup, karena di kakinyalah kita menemukan surga.

Kasih ibu itu seperti lingkaran, tak berawal dan tak berakhir. Kasih ibu itu selalu berputar dan senantiasa meluas, menyentuh setiap orang yang ditemuinya. Melingkupinya seperti kabut pagi, menghangatkannya seperti mentari siang, dan menyelimutinya seperti bintang malam.
(dikutip dari : https://plus.google.com/+rumahyatimindonesiaBlogspotRYI/posts)

Tulisan di atas sungguh memiliki arti yang luar biasa. Seorang ibu begitu hebat, mampu mengerjakan banyak hal hanya dengan dua tangannya sendiri. Bahkan terkadang, mampu tertawa meski hatinya menjerit, mampu tersenyum saat merasakan sakitnya kehidupan.
Ibu..... Aku sangat menyayangimu. Maafkan aku, yang sering menyakitimu, membuatmu khawatir dan merepotkanmu.
Ya Allah, aku pun ingin menjadi seorang ibu yang hebat. Jika sudah menikah dan memiliki anak, mohon selalu bimbinglah aku untuk menjadi ibu yang sabar dan mampu membimbing anak serta menjadi istri yang sholehah untuk suamiku.
Teman-teman pembaca, yang berharap menjadi istri sholehah dan ibu yang hebat, ku do'akan semoga kalian berhasil ya :D Mari sama-sama berdo'a.. ^^

by the way, sebenarnya jika membaca cerita tentang kehebatan seorang ibu, aku selalu ingin cepat menjadi seorang ibu, jika ingin menjadi seorang ibu, aku harus menikah kan? Usiaku, sekarang 19 tahun. Masih cukup muda ya.. :D Tapi jujur saja, aku ingin menikah di usia muda, jika bisa, saat usiaku 20 tahun. Mungkin senang rasanya, memiliki usia yang tidak terpaut jauh dari anak. Mampu mengurus anak hingga dewasa dengan tubuh yang masih fit.
Hmm,, kalau mau nikah mesti ada calonnya nih.. Sedangkan aku, belum nemu calon suami. hihi.. :D
Okedeh, curhat dikiit.. udah dulu ahh, mudah-mudahan cerita ini bermanfaat untuk pembaca semuanya. :)
Semakin sayangilah ibu dan ayahmu ya.. Apalagi, selama mereka masih ada di sampingmu, di dunia ini. Jadilah anak yang sholeh + sholehah. Supaya kedua orang tua kita, mendapat kedudukan yang baik di akhirat kelak. :D


sponsored

Ibu, Mengapa Ibu Menangis?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar